Jangan Sia Siakan Waktu Terus Berjalan
Waktu Terus Berjalan. Jadi janganlah di sia siakan waktu Anda, karena Anda tidak dapat menggembalikan waktu yang sudah lewat. Seperti halnya kesempatan dan peluang, saya termasuk orang yang tidak percaya bahwa kesempatan itu hanya datang sekali seumur hidup. Menurut saya kesempatan selalu datang dan datang, cuma kadang kita terlalu terlena dengan urusan kita yang kadang tidak penting.
Waktu Terus Berjalan. Yang seharusnya adalah bagaimana mengubah kesempatan itu menjadi peluang yang berguna untuk kehidupa kita, dan syukur juga bisa berarti untuk orang lain. Bagaimana menangkap kesempatan dan merubah jadi peluang yang menghasilkan.
Waktu Terus Berjalan. Cobalah simak percakapan dua orang berikut ini dan cobalah untuk memahami apa yang terisrat dan tersurat dalam percakapan ini :
Toni dan Dedi telah lama menganggur. Bekerja tidak, bisnis pun tidak. Pekerjaan mereka sehari-hari hanya mengobrol di pos ronda sambil main catur. Saat mereka sedang asik main catur, tiba-tiba ada seorang perempuan cantik lewat.
Toni langsung melihat perempuan itu dengan penuh kekaguman,
“Wow, cantik dan molek bener…. ” sambil terus melotot melihatnya.
“Eh, jangan melihat terus, dosa tuh…” kata Dedi.
“Astaghfirullah”, kata Toni sambil langsung memalingkan wajah ke papan catur.
“Ton, kamu harus cepat menikah tuh… Usia kamu kan sebentar lagi sudah kepala tiga.” kata Dedi.
“Iya yah… biar mata saya tidak jelalatan lagi. Banyak dosa nih…” katanya sambil tersenyum.
“Ahamdulilah, kamu sadar. Takut dosa.” kata Dedi sambil tersenyum juga.
“Kamu sendiri?”, kata Toni balik menyerang.
“Saya sendiri kan tidak jelalatan kayak kamu.” kata Dedi menimpali dengan cepat.
“Tapi tetap saja harus segera menikah, itu kan saran Rasulullah saw bagi pemuda seusia kita. Masa harus puasa terus, sementara usia semakin hari semakin tua.”
Kondisi menjadi hening… mereka kembali melihat papan catur. Permainan menjadi hampa dan tidak menarik lagi. Selain karena mereka main catur setiap hari, pikiran mereka melayang kemana-mana. Mereke mulai terusik dengan nasib mereka sendiri.
“Iya yah, kita harus segera menikah, itu kan setengah agama. Tapi, siapa yang mau kepada kita yang pengangguran ini.” kata Toni memecah keheningan.
Tapi Dedi tidak memberikan respon. Matanya terus tertuju ke papan catur. Sepertinya dia sedang memikirkan langkah selanjutnya untuk mengalahkan Toni. Tapi….
Dia tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya. Kemudian matanya dialihkan melihat jalanan yang ramai dengan lalu lalang kendaraan, orang berangkat kerja, dan pedagang. Tapi tatapannya kosong. Kemudian dia berkata,
“Waktu berjalan terus. Banyak yang harus kita lakukan, seperti menikah. Banyak yang kita inginkan, seperti mata pencaharian. Namun bagaimana semua itu bisa kita miliki jika kita tetap seperti ini? Kita tidak mungkin bisa mengubah nasib jika kita tidak bisa mengubah cara hidup kita.”
“Mungkin sudah nasib kita…” jawab Toni yang menyandarkan tubuhnya ke dinding pos ronda.
“Iya, ini memang nasib kita. Nasib yang kita bentuk dengan kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan selama ini. Bagaimana jika kebiasaan kita ubah? Dengan kebiasaan yang bermanfaat, produktif, atau menghasilkan uang?” kata Dedi.
“Iya… tapi apa?” sambil tetap bersandar.
“Saya juga belum tau.” jawab Dedi sambil membereskan papan catur. Sepertinya permainan catur sudah benar-benar tidak menarik lagi bagi mereka saat itu.
“Ah kamu…” ketus Toni.
“Untuk itulah kita cari tau.” jawab Dedi sambil melangkah pergi.
“Hei… mau kemana?” tanya Toni heran.
“Mau ke rumah paman saya, kali saja ada sesuatu yang bermanfaat yang bisa saya lakukan.” jawab Dedi sambil tetap melangkah.
“Saya juga mau, tunggu…” kata Toni sambil buru-buru menyusul temannya itu.
Waktu Terus Berjalan. Jadi bagaiaman dengan waktu Anda saat ini, sudahkah bermanfaat dan meberikan sesuatu yang berguna. Banyak kesempatan dan peluang bisnis yang ada saat ini, namun Anda dan waktu Anda Juga yang akan menentukan nanti, kesempatan dan peluang apa yang akan Anda tangkap dan bisa menghasilkan.
Salam sukses selalu, ingatlah sukses adalah peluang bukan datang karena kebetulan.
0 comments: